Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa ekspor harus dalam skala besar dengan sistem yang dianggap sulit. Namun di era digital, ekspor bisa dimulai dari yang kecil — dari satu produk lokal yang dikirim ke luar negeri, hingga menjadi jembatan rasa Indonesia di mancanegara.
Itulah semangat yang diusung oleh Master Bagasi, platform cross-border e-commerce pertama di Indonesia yang pada Kamis, 21 Oktober 2025 menerima kunjungan dari mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Institut STIAMI dalam kegiatan akademik bertema “Peluang dan Tantangan Ekspor di Era Digital”.
Kunjungan ini menjadi wadah kolaborasi antara dunia akademik dan industri, di mana para mahasiswa belajar langsung tentang bagaimana Master Bagasi menjadi jembatan ribuan produk lokal dengan diaspora Indonesia di lebih dari 100 negara di dunia yang rindu dengan cita rasa Indonesia baik dari makanan, karya seni, pakaian, dan lainnya.
Dalam sesi diskusi dan company tour di kantor Master Bagasi, mahasiswa diperkenalkan pada bagaimana teknologi dan logistik internasional bekerja dalam sistem cross-border e-commerce — mulai dari pengelolaan pesanan lintas negara, strategi pemasaran global, hingga pemberdayaan brand lokal agar bisa go international.
“Master Bagasi pada dasarnya adalah platform ekspor modern. Kami ingin membuktikan bahwa ekspor tidak harus besar-besaran — yang penting mulai dulu. Dari satu sambal, satu batik, satu snack khas daerah, semuanya bisa jadi pintu masuk produk Indonesia ke dunia,” ujar Amir Hamzah selaku Founder sekaligus CEO Master Bagasi.
Sementara itu, perwakilan dosen pendamping Institut STIAMI, Teguh Santoso, S.AB., MA selaku Ketua Prodi Administrasi Bisnis STIAMI, menyampaikan apresiasinya terhadap penerimaan dan insight yang diberikan tim Master Bagasi.
“Mahasiswa jadi paham bahwa ekspor kini bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan bahkan oleh pelaku usaha kecil sekalipun — selama ada teknologi dan platform yang mendukung seperti Master Bagasi.”
Dalam kegiatan ini, mahasiswa diperkenalkan mengenai proses bisnis Master Bagasi oleh Yolla Tasha Fadhillah selaku Logistic Manager, mengenai sistem terintegrasi yang dibangun dan digunakan di Master Bagasi oleh Muhammad Rizal Firdaus selaku IT Manager, dan digital marketing oleh Tri Naufal selaku Creative Manager.
Empat belas mahasiswa yang hadir sangat antusias bertanya dan diskusi mengenai proses bisnis Master Bagasi. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal kolaborasi antara kampus dan industri, agar mahasiswa dapat memahami praktik bisnis global secara langsung serta berkontribusi pada penguatan ekspor digital Indonesia.